Senin, 16 November 2009

Pesan Sang Udztadzah


Yoyoh Yusroh namanya. Perempuan sederhana yang punya segudang aktifitas. Anggota dewan yang punya 13 anak. Semuanya hafal Qur’an beberapa juz. Bahkan ada beberapa yang hafidz. Subhanallah. Ingin aku mengenalnya lebih dekat. Mendengarkan taujihnya dan pemikirannya. Ingin aku belajar banyak darinya. Bagaimana ya cara beliau membesarkan semua putra-putrinya yang sholeh/sholehah?

Aku mengeluh pada beliau,"Ibu, saya ga bisa banyak dengerin ibu nih.., sibuk di bazaar dan madrasah plus ngurusin anak-anak yang masih kecil-kecil", keluhku. "Ga papa,pahalanya sama," kata beliau menghiburku. "Ibu, boleh nanya ga?", tanyaku ketika berkesempatan duduk semeja dengannya. "Boleh", beliau menggeser kursinya tepat didepanku. "Anak saya pingin jadi pemain film atau penyanyi, gimana yah menyikapinya? Kalau saya bilang "no" terus, takutnya dia kecil hati…..". Beliau menjawab," Islam itu membolehkan kita untuk menjadi apa saja, termasuk penyanyi atau bintang film."

Hhhmmmh jawaban yang mengagetkanku,"Jadi boleh jadi penyanyi, ibu?", tanyaku meyakinkan…. "Iya, tentunya penyanyi lagu-lagu islami, atau kalo mau jadi pemain film, pemain film islami, kata beliau lagi. Jangan ditutupi keinginan-keinginan anak. "Anak saya kepingin jadi foto model", lanjut beliau lagi. "Dia selalu berpakaian modis, tapi selalu berjilbab", sambung beliau. "Jelaskan pada anak, dia boleh jadi apa saja yang diingininya asal tidak keluar dari batas syariat."

"Kalau memakai hijab, gimana Bu?", tanyaku lagi, mumpung nih pikirku. Sang udztadah menyarankan melatih anak memakai hijab dari kecil, agar ia tidak canggung memakai hijab setelah mencapai usia pubertas.

"Bu, bagaimana membuat anak menjadi amanah terhadap tanggung jawab?", ini pertanyaan ketigaku. Bu Yoyoh menyarankan untuk memberikan anak tanggung jawab yang kecil dulu. Contohnya, membereskan meja, mengangkat piring yang kotor, membereskan mainannya, dsb. Orangtua harus memberikan dorongan , jangan kritikan. Ajaklah anak untuk ngobrol, jangan menggurui. Ketika mengajak anak bicara, duduk disamping anak, jangan berhadapan. Jelaskan ekspetasi kita pada anak. Misalnya kita bilang, "mama pingin kamu jadi anak sholeh." Jangan lupa jelaskan apa ciri-ciri anak sholeh. Jangan cuma nyebut-nyebut anak sholeh tapi tidak diterangkan apa artinya anak sholeh itu. Jadi si anak punya misi yang jelas. Bukan menebak-nebak, apa sih maksudnya anak sholeh(ini khusus untuk anak-anakku yg masih berumur 7 tahun kebawah). Udztadzah juga berpesan untuk selalu mengajari anak kalimat tauhid "la ila ha ilallah" setiap hari. Anak-anak harus terbiasa mengucapkan kalimat ini setiap waktu.

Jazakallah khair udztadz atas nasehathatnya. Do’akan agar saya bisa menjadi orangtua yang baik, agar bisa membimbing anak-anak sholeh yang berkualitas menjadi pejuang deen yang sejati, InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar